Blizzard Akhiri Seri Diablo IV Beyond the Veil dengan Episode Spesial Mikhail Red

Blizzard Entertainment resmi menutup seri Diablo IV Beyond the Veil dengan episode ketiga yang spesial banget. Kali ini, spotlight-nya jatuh ke sutradara asal Filipina, Mikhail Red. Kalau kamu pernah nonton Eerie, Deleter, atau Nocturno, pasti tahu betapa jagonya dia bikin film. Di episode ini, Red cerita gimana semesta gelap dan seram Diablo jadi inspirasi besar buat dia sebagai seorang storyteller.

Mikhail Red: Menyatukan Sinema dan Game

Red pertama kali kenalan sama Diablo tahun 1999, lewat Diablo II. “Pas pertama main, saya langsung terpesona sama cinematic-nya, suasananya, sama vibe gotik Diablo. Itu bener-bener nempel di kepala saya. Saya suka banget elemen demonologi yang ada di game ini,” katanya. Hal-hal kayak pencahayaan merah yang serem, api obor, sampai desain katedral di Diablo ternyata sering banget muncul di film-filmnya.

Tapi pengaruh Diablo buat Red bukan cuma soal visual. Dia juga suka cara game ini bercerita, terutama lewat karakter seperti Marius di Diablo II. “Seru aja, kita mainin satu karakter, tapi ceritanya diceritain dari perspektif orang lain. Itu bikin narasinya berasa lebih dalam,” ujar Red.

Gaya storytelling ini cocok banget sama film-film Red yang sering mengangkat karakter abu-abu secara moral—karakter yang harus bikin keputusan sulit buat bertahan hidup. “Saya sadar, kebanyakan karakter utama di film saya punya dilema yang rumit. Mungkin itu juga terinspirasi dari Diablo yang sering menampilkan karakter-karakter dengan cerita yang gelap dan kompleks.”

Kagum dengan Diablo IV: Vessel of Hatred

Red juga kagum sama kelas baru di ekspansi Diablo IV: Vessel of Hatred, yaitu Spiritborn. “Konsep Spiritborn keren banget. Kombinasi antara roh dan pemanggilan itu terasa sangat dekat dengan cerita rakyat Filipina, yang penuh dengan roh, mantra, dan latar pedesaan. Saya sendiri pernah mainin elemen ini di beberapa film horor saya.”

Buat Red, Diablo nggak cuma inspirasi, tapi juga jadi hiburan di sela-sela kesibukannya bikin film. “Rasanya rileks banget kalau pulang kerja terus main Diablo. Apalagi pas lagi farming loot atau ngembangin build. Favorit saya Rogue, terutama Andariel’s Barrage Rogue. Itu seru banget!”

Live-Action Impian

Ngomong-ngomong soal Diablo, Red punya mimpi buat bikin film live-action tentang dunia game ini. “Saya pengen banget kalau suatu hari Blizzard ngajak saya bikin film di semesta Diablo. Bayangin Barbarian mendaki Gunung Arreat buat lawan para Ancients. Bisa ada leap attack, war cry, atau whirlwind attack di layar lebar. Pasti epik banget!”

Dengan berakhirnya Beyond the Veil, cerita Mikhail Red jadi pengingat kalau Diablo nggak cuma jadi game, tapi juga inspirasi buat banyak seniman di luar sana. Buat yang penasaran, jangan lupa tonton episode terakhirnya.

Diablo IV: Vessel of Hatred udah tersedia di PC , Xbox Series, PlayStation 5, dan Xbox Game Pass. Oh iya, lagi diskon di Steam sampai 5 Desember. Kamu bisa baca review kami selengkapnya mengenai Vessel of Hatred DI SINI.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.


Hi guys, kami akhirnya sudah punya akun Twitter dan YouTube resmi! Langsung saja follow:

 

 




Jangan lupa untuk cek channel TikTok kami!

@gamerwk_id

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://gamerwk.com/blizzard-akhiri-seri-diablo-iv-beyond-the-veil-dengan-episode-spesial-mikhail-red/