Review Sword Art Online: Fractured Daydream – Lebih Variatif dengan Kekurangan

Sword Art Online memang tidak akan ada matinya dengan segudang fans yang tersebar di seluruh dunia dan anime yang masih terus berjalan kedepannya. Tidak cuma itu saja, adaptasi video game juga masih terus ada dan yang terbaru Sword Art Online: Fractured Daydream yang belum lama ini dirilis.

Kami mendapatkan kesempatan untuk nyobain dan review Sword Art Online: Fractured Daydream, game terbaru dari Bandai Namco di semesta Sword Art Online. Game ini berani beda dari seri sebelumnya dengan mencoba bikin pengalaman multiplayer action yang ambisius. Seperti apa detailnya? Simak review kami!

Berbagai Pilihan Gameplay

Beda banget sama game SAO sebelumnya yang biasanya ngikutin dunia virtual dari cerita aslinya, Fractured Daydream punya pendekatan yang lebih fresh. Game ini ngegabungin karakter dari berbagai dunia SAO, bikin pengalaman multiplayer “all-star” yang terasa familiar tapi juga beda. Game ini punya empat mode gameplay yang seru, masing-masing ngasih pengalaman yang unik buat pemain:

  • Single Player Story Mode: Mode ini nggak cuma jadi perjalanan cerita, tapi juga tutorial buat ngajarin sistem permainan. Pemain bakal unlock karakter baru sambil belajar enam gaya kelas utama. Ceritanya fokus ke dunia virtual “Galaxy” yang bisa ngulang memori masa lalu. Cocok untuk para fans yang ingin menyelam ke dunia SAO.
  • Free Roam Mode: Di mode ini, sampai 20 pemain bisa eksplor peta luas yang dibagi ke area-area sesuai level. Lingkungannya dinamis, jadi bisa aja ketemu tim lain, berburu harta karun, atau lawan monster secara spontan.
  • Co-op Quest Mode: Mode ini lebih terstruktur, di mana sampai lima tim dengan empat pemain per tim kerja sama buat nyelesain tugas sebelum ngumpul buat lawan bos berukuran sedang.
  • Boss Raid Mode: Mode ini adalah puncak gameplay-nya! Sampai 20 pemain bareng-bareng lawan bos yang kuat. Ada sistem skor pintar yang ngasih reward buat prestasi tertentu kayak damage tertinggi atau kombo keren, bikin kerja sama makin seru.

Gameplay Bertarung yang Variatif

Ada 21 karakter yang bisa dimainkan, jadi Fractured Daydream ngasih banyak pilihan gaya bermain. Karakter dari berbagai sub-universe SAO punya mekanik pertarungan yang unik yang sudah dikenal luas oleh para fans. Berikut detailnya:

  • Sword Art Online (SAO): Fokus di pertarungan jarak dekat berbasis darat.
  • Alfheim Online (ALO): Dinamika pertempuran udara, jadi bisa bertarung di ruang tiga dimensi.
  • Gun Gale Online (GGO): Gameplay berubah total dengan mekanik third-person shooting.

Yang seru, kita bisa mainin karakter vilain untuk pertama kalinya. Jadi, bukan cuma karakter utama dan teman-temannya doang. Mereka punya gaya bertarung unik yang bikin gameplay lebih variatif. Setiap karakter punya tiga gerakan spesial, satu ultimate, dan skill unik dari mekanisme karakter masing-masing.

Sistem pertarungan di Fractured Daydream lebih ramah buat pemain. Nggak fokus ke tingkat kesulitan yang bikin stres, tapi lebih ke serangan yang satisfying dan gameplay yang lancar. Cocok banget buat semua tipe pemain, termasuk para kasual, apalagi yang suka main bareng.

Ada juga mekanisme kerja sama yang seru, kayak kombo yang bisa dipicu secara random mirip quick-time events (QTE). Kombo ini bisa diteruskan ke pemain lain, makin banyak hit, makin kuat efeknya. Jadi, kerja sama tim jadi lebih hidup.

Multiplayer yang Lancar

Sebagai game online, Fractured Daydream punya misi harian, mingguan, konten musiman, plus model ekonomi kayak battle pass dan toko kosmetik. Sistem upgrade equipment juga cukup seru dengan atribut acak yang bikin progres terasa meaningful. Ini cocok untuk kamu yang doyan memainkan game RPG dengan berbagai progres didalamnya sambil menikmait dunia SAO.

Tapi, ada tantangan besar. Jumlah pemain aktif turun drastis cuma dua bulan setelah rilis. Meski ada AI buat nutup kekurangan pemain, rasanya nggak bisa ngalahin interaksi asli antar pemain manusia. Ini mungkin menjadi kekuangan bagi sebagian pemain, namun tidak terlalu signifikan.

Di sisi lain, performa server game ini oke banget. Pengalaman online-nya stabil, hampir nggak ada lag atau masalah koneksi. Gameplay kooperatif 20 pemain juga lancar tanpa gangguan berarti.

Kesimpulan

Sword Art Online: Fractured Daydream adalah langkah berani dan inovatif buat franchise ini. Game ini berhasil ngeblend fan service sama inovasi gameplay, ngasih pengalaman multiplayer interaktif yang kaya dan ngerayain berbagai dunia di semesta SAO. Mereka kini berani untuk membawa gameplay maupun sistem combat yang bisa dibilang lebih bervariasi.

Buat fans berat, game ini ngasih kesempatan main bareng banyak karakter dalam setting kooperatif. Buat pemain baru, sistem pertarungannya yang gampang diakses dan mekanisme gameplay unik bisa jadi pintu masuk yang menarik ke dunia SAO dan ingin menggemari franchise tersebut.

Tapi, sebelum main, ada baiknya pertimbangkan soal update game ini dan jumlah pemain yang mulai menurun. Game online butuh pengembangan berkelanjutan dan komunitas yang aktif, dua hal yang masih jadi PR besar buat Fractured Daydream.

Sword Art Online: Fractured Daydream kini sudah tersedia untuk PlayStation 5, Xbox Series, Switch, dan PC melalui Steam. Selebihnya kamu bisa pantau segala perkembangan terupdate mengenai gamenya bisa terus kamu pantau lewat website resmi mereka DI SINI.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.


Hi guys, kami akhirnya sudah punya akun Twitter dan YouTube resmi! Langsung saja follow:

 

 




Jangan lupa untuk cek channel TikTok kami!

@gamerwk_id

The Review

Sword Art Online: Fractured Daydream

PROS

  • Mode co-op inovatif untuk 20 pemain dengan semua karakter SAO
  • 21 karakter unik dengan gaya bermain beragam
  • Performa online lancar dan stabil
  • Sistem pertarungan multiplayer yang fun

CONS

  • Konten endgame sangat repetitif
  • Fokus besar pada multiplayer dan hanya sedikit pemain
  • Konten single-player yang agak terbatas

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://gamerwk.com/review-sword-art-online-fractured-daydream-lebih-variatif-dengan-kekurangan/

Peran Review Komunitas dalam Memilih Marketplace Game

Saat memilih marketplace game, sangat penting untuk memeriksa review dari pemain sungguhan sebelum melakukan pembelian yang signifikan. Feedback komunitas memberikan wawasan yang lebih dalam tentang platform dan berfungsi sebagai panduan yang dapat diandalkan bagi para gamer.

Mengapa Review Komunitas Penting

Review komunitas bukan sekadar opini; mereka mewakili pengalaman asli dari sesama gamer. Dengan banyaknya marketplace game yang tersedia, menentukan platform mana yang dapat dipercaya dan otentik bisa menjadi tantangan tersendiri.

Review memainkan peran penting dalam mengevaluasi keandalan dan kualitas pasar. Sebagai contoh:















  • Review Positif: Umumnya menunjukkan bahwa sebuah platform dapat diandalkan dan dianggap baik.
  • Review Negatif: Dapat menandakan potensi masalah, memperingatkan pengguna untuk berhati-hati.

Sebagian besar review membahas aspek praktis seperti daya tanggap layanan pelanggan, kemudahan transaksi, dan berbagai permainan yang ditawarkan. Feedback ini membantu para gamer memilih pasar yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka sambil menghindari platform dengan reputasi buruk.

Panduan Komprehensif dan Review Pengguna

Saat mengulas berbagai platform permainan, penting juga untuk mempertimbangkan fitur komunitas mereka. Fitur-fitur tersebut bisa berupa forum untuk berbagi pengalaman hingga panduan terperinci yang membantu pengguna baru menavigasi situs. Sumber daya semacam itu sangat berharga dalam membuat keputusan yang tepat.

Panduan yang disediakan platform lebih dari sekadar menjelaskan cara menggunakan situs. Panduan ini juga menawarkan wawasan penting tentang aspek-aspek seperti keadilan permainan atau kebijakan pembayaran. Karena panduan ini sering kali dikembangkan dari pengetahuan dan pengalaman kolektif banyak pengguna, panduan ini menjadi sumber daya yang sangat baik bagi para pemain yang mencari pengalaman bermain game online yang aman dan memuaskan.

Bagi pemain yang mencari panduan andal untuk game online, review pengguna sangatlah berharga. Review ini tidak hanya membantu mengidentifikasi platform terbaik, tetapi juga menyoroti potensi risiko.

Di ranah game yang lebih luas, situs web seperti IGN menawarkan review mendetail dan panduan video untuk memahami fitur-fitur kompleks dalam game seperti Sword Art Online atau Legend of Heroes. Sumber daya ini membantu pemain membuat pilihan yang tepat, baik saat mereka memutuskan game tertentu atau fitur dalam game yang unik.

Apa yang Ditawarkan Marketplace Game Populer

Marketplace game menyediakan platform tempat pengguna dapat membeli game, item, dan bahkan akun, yang melayani beragam kebutuhan. Hub yang semarak ini memudahkan pemain untuk meningkatkan pengalaman bermain game mereka dengan menawarkan berbagai produk digital.

Pasar game populer biasanya menawarkan:

  • Add-ons yang dapat diunduh dan Item Unik: Untuk memperkaya pengalaman bermain game.
  • Boosts dan Add-ons: Item yang sulit didapatkan di dalam game.
  • Item Kosmetik dan Skin: Ini tidak memengaruhi gameplay tetapi memungkinkan pemain untuk mempersonalisasi penampilan dalam game. Misalnya, dalam Counter-Strike atau League of Legends, pemain dapat membeli skin untuk membuat karakter mereka menonjol.

Selain itu, marketplace sering kali menjual mata uang dalam game, sehingga pemain dapat membeli berbagai item atau peningkatan. Di beberapa game Esports, voucher diurutkan berdasarkan harga, sehingga memudahkan pemain untuk menemukan opsi yang sesuai dengan anggaran mereka dan menyesuaikan pengalaman bermain game.

Pengaruh Review

Sebuah review memainkan peran penting dalam membentuk reputasi marketplace game. Feedback yang terperinci dan positif meningkatkan kredibilitas platform dan menarik lebih banyak pengguna. Misalnya, jika pengguna di forum seperti Reddit memuji efisiensi platform dalam menyelesaikan perselisihan, hal ini membangun kepercayaan dan mendorong orang lain untuk menggunakan pasar tersebut.

Sebaliknya, review negatif menyoroti area yang perlu diperbaiki, meminta pertanggungjawaban platform dan mendorong peningkatan layanan. Misalnya, jika review di platform seperti Naver menekankan pemrosesan pembayaran yang lambat, ini bisa menjadi peringatan bagi calon pengguna sekaligus mendorong platform untuk mengatasi masalah tersebut dengan cepat.

Dengan memantau dan menanggapi feedback secara teratur, marketplace game dapat memberikan layanan yang lebih baik dan mempertahankan basis pengguna yang loyal.

Saat memilih platform game online, review menjadi sangat penting. Review tersebut memberikan wawasan yang berharga, membantu pengguna membuat keputusan yang tepat, dan mendorong platform untuk terus berkembang. Dengan mempertimbangkan feedback nyata dari sesama gamer, pemain dapat menikmati pengalaman bermain game yang lebih aman dan memuaskan sambil menghindari platform yang tidak dapat diandalkan.

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://www.vcgamers.com/news/peran-review-komunitas-dalam-memilih-marketplace-game/

Review Indiana Jones and the Great Circle – Perpaduan Aksi dan Teka-Teki

Setelah sekian lama ditunggu, akhirnya Indiana Jones and the Great Circle hadir untuk memuaskan rasa kangen para fans. Dibuat oleh MachineGames dan dipublikasikan Bethesda Softworks, game ini mencoba menghidupkan lagi semangat petualangan khas filmnya sambil tetap menawarkan pengalaman baru yang seru.

Tapi, apakah game ini benar-benar bisa memenuhi ekspektasi tinggi? Yuk, kita bahas mulai dari cerita, gameplay, visual, sampai kesan keseluruhannya. Kebetulan kami mendapatkan untuk nyobain dan review Indiana Jones and the Great Circle. Mari simak artikelnya!

Dasar Cerita Khas Indiana Jones

Ceritanya berlatar tahun 1937, pas di tengah-tengah timeline antara Raiders of the Lost Ark dan The Last Crusade. Kali ini, Indy diceritakan harus mengejar pencuri yang mengambil “mumi kucing” super langka dari museum tempatnya bekerja. Petualangan pun dimulai dari Vatikan, lanjut ke piramida Mesir, sampai hutan Thailand, untuk mengungkap misteri “Lingkaran Agung.”

Selain nyari artefak yang dicuri, Indy juga harus berhadapan dengan geng arkeolog Nazi yang jelas-jelas bikin masalah. Nuansa cerita yang penuh sejarah dan mitologi bikin petualangan ini terasa banget seperti versi interaktif dari filmnya. Desain lokasinya juara banget. Kamu bakal ngerasain atmosfer seram di katakomba Vatikan, keanggunan makam kuno di Mesir, sampai keindahan liar hutan Thailand. Setiap tempat terasa autentik dan detail banget.

Mode first-person bikin kamu seolah beneran jadi Indy. Bayangin kamu nyenterin obor sambil nyusurin makam kuno atau ngeliat jebakan maut di depan mata. Walaupun eksplorasi nggak sepenuhnya bebas—misalnya kamu nggak bisa sembarangan keluar dari area tertentu kayak padang pasir—tapi tetap ada banyak hal seru untuk dijelajahi, termasuk side quest dan teka-teki tersembunyi.

Gameplay yang Intens

Perspektif first-person bikin pengalaman main jadi lebih imersif. Pemain bisa lihat langsung dari mata Indiana, entah itu saat terpukau sama reruntuhan kuno atau pas lagi nyempil di lorong-lorong sempit yang bikin deg-degan. Perspektif ini juga bikin momen ketegangan lebih terasa, kayak pas ketemu musuh atau hampir kena jebakan maut.

Combatnya dibagi jadi dua: jarak dekat dan jarak jauh, dengan banyak pilihan alat dan senjata. Kamu bisa pakai senjata seadanya kayak sekop, gitar, sampai pengusir lalat, tapi semuanya ada batas durability. Kalau nggak ada senjata, tinju andalan Indiana selalu jadi opsi. Buat jarak jauh, ada senjata api kayak revolver khasnya, tapi peluru terbatas, jadi mesti pinter-pinter pakai.

Stealth sering jadi pilihan paling aman. Kalau musuh sampai sadar, bisa-bisa mereka panggil bala bantuan, bikin keadaan makin susah. Cambuk ikonik Indiana nggak cuma buat gaya, tapi juga serbaguna. Bisa dipakai buat ngelawan musuh, ngejatuhin mereka, nyalain mekanisme, atau buat ayunan melintasi jurang yang berbahaya.

Teka-Teki Jadi Daya Tarik Utama

Teka-tekinya keren banget dan jadi salah satu daya tarik utama game ini. Ada yang bikin kamu mikir keras kayak menerjemahkan skrip kuno, ada juga yang lebih ke gaya mekanis kayak mengaktifkan alat tertentu. Pokoknya nggak bakal bosen deh.

Fitur Adventure Camera juga menambah keseruan. Kamu bisa foto-foto artefak atau momen penting, yang nantinya bisa ditukar jadi poin petualangan buat buka skill baru. Ada tiga kategori skill yang bisa dipilih: Survival buat ningkatin health, Fitness buat stamina, atau Brawling buat jadi lebih jago berantem.

Visual yang Kurang Greget

Dari sisi visual, lingkungan gamenya benar-benar memukau. Kamu bakal ngerasa seperti beneran menjelajah tempat-tempat bersejarah. Tapi, model karakternya agak kurang greget. Indy sendiri terlihat mirip banget sama Harrison Ford, tapi karakter pendukung sering keliatan kaku, apalagi pas ekspresi wajahnya nggak nyambung sama dialog.

Musiknya digarap oleh Gordy Haab yang terinspirasi dari komposer legendaris John Williams. Hasilnya? Musik yang epik dan pas banget buat momen-momen heroik kayak saat kamu berayun dengan cambuk. Efek suara, mulai dari suara cambuk sampai derak mekanisme kuno, juga bikin pengalaman main makin imersif.

Kesimpulan

Game ini jago banget bikin narasi yang bener-bener ngena, bikin pemain ngerasa kayak lagi ada di cerita Indiana Jones yang nyambung banget sama semesta filmnya. Gabungan antara cerita ala film dan mekanik gameplay-nya terasa solid, saling melengkapi satu sama lain. Puzzle-puzzle yang ada juga jadi salah satu daya tarik utamanya, dengan tantangan yang kreatif dan punya tingkat kesulitan beragam. Mau solusi yang simpel atau puzzle yang lebih ribet tanpa petunjuk, rasa puas setelah berhasil nyelesain pasti kerasa banget.

Eksplorasi di game ini juga seru abis, berkat desain lingkungan yang detail banget. Pemain bakal diajak jalan-jalan ke tempat ikonik kayak katakomba di Vatikan atau makam kuno di Mesir. Tiap lokasi punya vibe visual yang unik, bikin eksplorasi jadi pengalaman yang nggak ngebosenin. Ditambah lagi, side quest-nya punya keseimbangan antara usaha dan reward, jadi bikin penasaran buat eksplor lebih jauh tanpa kerasa berat atau nggak worth it.

Sayangnya, game ini juga punya kekurangan. Salah satu masalah yang paling mengganggu adalah bug inventory yang muncul berulang kali. Kadang bug ini bikin pemain nggak bisa akses item yang dibutuhin, ngerusak alur gameplay. Bahkan, di beberapa kasus ekstrem, pemain terpaksa reload save sebelumnya, yang jelas ngilangin immersion dan momentum.

Animasi karakter, terutama NPC pendukung, juga kurang mulus. Walaupun tampilan Indiana yang mirip Harrison Ford patut diacungi jempol, karakter lain malah kelihatan kaku dan ekspresi wajahnya aneh. Ini paling kelihatan di karakter penting kayak Voss, yang ekspresinya nggak nyambung sama emosi di momen-momen krusial, bikin pemain jadi agak keluar dari vibe ceritanya.

Indiana Jones and the Great Circle cocok banget buat fans filmnya, pecinta petualangan, atau penggemar puzzle. Game ini berhasil ngeblend gameplay naratif dengan momen-momen sinematik yang epik, bikin betah baik pemain kasual maupun veteran genre ini.

Walau punya kekurangan di desain karakter dan masalah teknis, kekuatan utamanya jauh lebih dominan. Buat yang nyari petualangan seru penuh misteri dan nostalgia, game ini wajib banget dicoba.

Indiana Jones and the Great Circle akan dirilis pada 9 Desember 2024 untuk PlayStation 5, Xbox Series, dan juga PC. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.


Hi guys, kami akhirnya sudah punya akun Twitter dan YouTube resmi! Langsung saja follow:

 

 




Jangan lupa untuk cek channel TikTok kami!

@gamerwk_id

The Review

Indiana Jones and the Great Circle

PROS

  • Perspektif first-person yang bikin gameplay makin imersif.
  • Teka-teki yang kreatif dan seru.
  • Desain lokasi yang kaya akan detail budaya.
  • Cerita menarik yang setia dengan semesta Indiana Jones.

CONS

  • Bug inventory yang cukup mengganggu.
  • Animasi karakter pendukung terasa kaku di beberapa momen.

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://gamerwk.com/review-indiana-jones-and-the-great-circle-perpaduan-aksi-dan-teka-teki/

Review PlayStation Portal – Pastikan Memang Perlu!

PlayStation Portal telah hadir sebagai produk terbaru Sony untuk para pengguna PS5 yang mencari perangkat game jarak jauh khusus. Diposisikan sebagai solusi untuk keluarga besar yang sering menggunakan TV bersama, Portal bertujuan untuk memberikan cara yang fleksibel untuk terus bermain game tanpa adanya banyak batasan sekaligus lebih santai.

Tapi sekarang pertanyaannya adalah apakah perangkat ini benar-benar bisa memenuhi tuntutan para gamer modern? Inilah yang akan kami bahas lebih mendalam pada review berikut dan apakah PlayStation Portal memang termasuk komponen krusial untuk dimiliki para user PlayStation 5.

Desain 

Portal mewarisi desain yang sudah dikenal dan kesan ergonomis dari kontroler DualSense. Dengan bagian tengah yang diperpanjang menjadi layar 8-inch, ini memberi sensasi pegangan yang kohesif dan nyaman. Tata letak tombol sepenuhnya mencerminkan DualSense demi memastikan pengoperasian natural bagi pengguna PS5. Dengan berat sekitar 530 gram, perangkat ini memberikan keseimbangan antara cukup ringan untuk penggunaan dalam waktu lama dan cukup besar untuk menghindari sensasi tipis. Baik saat berbaring di tempat tidur atau bersantai di sofa, distribusi berat Portal memastikan pengalaman bermain game yang selalu nyaman.

Meskipun bobot perangkat ini sudah lumayan pas, tapi panjangnya cukup mempengaruhi aspek portabilitas. Tas berukuran standar sering kali tidak dapat menampungnya, sehingga memerlukan ransel yang lebih besar untuk transportasi. Selain itu layar yang terbuka seperti ini cukup rentan terhadap goresan, sehingga casing pelindung jadi aksesoris wajib bagi kalian yang sering bepergian.

Selain itu Portal ikut membawa fitur-fitur unggulan dari kontroler DualSense, termasuk haptic feedback dan adaptive trigger. Fungsi-fungsi ini menghadirkan pengalaman taktil yang imersif yang sebanding dengan bermain game secara langsung di PS5. Sensasi feedback juga bisa disesuaikan (Weak, Medium, Standard) sehingga menambah fleksibilitas dalam memenuhi berbagai preferensi pengguna.

Kualitas Visual Saat Memainkan Game

Portal memiliki layar LCD 8-inch dengan resolusi 1080p dan kecepatan refresh rate 60Hz. Sekilas spesifikasi ini mungkin tampak sederhana, mungkin tidak sesuai dengan harapan para gamer masa kini yang terbiasa dengan tampilan definisi tinggi. Namun penggunaan di dunia nyata pada akhirnya bisa memberi pengalaman yang sangat memuaskan.

Visual dari game-game yang kami mainkan terlihat tajam, warna-warnanya cerah, dan ragam adegan dinamis ditangani tanpa ghosting atau buram yang terlihat. Dibandingkan dengan menggunakan smartphone untuk Remote Play, layar Portal yang lebih besar secara signifikan meningkatkan imersi, menawarkan kejernihan yang superior dan sudut pandang yang lebih luas. Baik saat berdiri, duduk, atau berbaring, layar mempertahankan integritas visualnya, sehingga para penggunanya bermain dengan nyaman dari hampir semua posisi.

Meskipun tablet menawarkan layar yang lebih besar, namun Portal tetap membutuhkan kontroler terpisah dan terkadang semacam dudukan sehingga bisa membatasi kenyamanannya. Sebaliknya, desain all-in-one Portal mengintegrasikan layar dan kontrol dengan mulus, menjadikannya pilihan ideal untuk bermain game santai di sofa, tempat tidur, atau bahkan selama perjalanan.

Layar ini bekerja dengan baik di dalam ruangan dalam berbagai kondisi pencahayaan berkat pengaturan kecerahan yang bebas disesuaikan. Namun penggunaan di luar ruangan terhambat oleh pantulan yang sangat terasa pada layar, sehingga hampir Portal hampir tidak bisa kamu mainkan di bawah sinar matahari yang cerah. Karena itu Portal memang paling cocok untuk kebutuhan bermain di dalam ruangan.

Kebutuhan Koneksi dan Stabilitas

Proses setup Portal memerlukan pengaktifan Remote Play pada PS5. Tutorial yang terperinci menyederhanakan proses untuk pengguna baru, meskipun pemasangan awal mungkin akan memerlukan waktu. Setelah berhasil disambungkan dengan konsol utama, masalah koneksi sesekali bisa muncul yang sering kali perlu kami tangani dengan reboot perangkat.

Ketika stabilitas jaringan sudah sesuai kebutuhan, latensi hampir tidak terlihat untuk sebagian besar game yang kami mainkan. Untuk genre non-action seperti olahraga atau RPG turn-based, pengalaman bermain yang kami rasakan sudah sangat memuaskan. Hanya saja latency baru benar-benar terasa nyata pada game yang penuh aksi. Misalnya saja seperti di Black Myth Wukong, adanya jeda lumayan berdampak pada waktu yang tepat untuk blok serangan atau counter.

Menguji game co-op seperti It Takes Two lumayan memberi sorotan kuat pada performa Portal dalam pengalaman bermain secara bersama-sama. Setelah menghubungkan Portal ke PS5, pemain kedua bisa bergabung melalui akun tamu atau akun alternatif. Bahkan dalam pengaturan ini, perangkatnya masih bisa mempertahankan koneksi yang lancar tanpa banyak masalah.

Testing Kualitas Audio dan Ketahanan Baterai

Speaker internal Portal menghasilkan kualitas suara yang memadai untuk bermain game kasual. Volumenya cukup kencang, meskipun distorsi lumayan terasa pada tingkatantertinggi. Efek stereo semakin memperkuat imersi, tetapi kinerja audio secara keseluruhan sudah lumayan memuaskan. Perangkat ini mendukung headphone kabel 3.5mm dan juga memberikan kualitas suara yang sangat baik. Namun sangat disayangkan juga bagaimana perangkat ini tidak memiliki kompatibilitas Bluetooth tradisional dan hanya mendukung perangkat yang kompatibel dengan PlayStation Link seperti PULSE Explore dan PULSE Elite. Keterbatasan ini mungkin akan merepotkan kalian yang sudah terbiasa dengan headset Bluetooth standar.

Sementara untuk ketahanan baterainya sendiri, dalam kondisi normal (kecerahan 70%, volume 30%, dan jaringan yang stabil), Portal bisa dimainkan dari 4 hingga 4,5 jam secara terus menerus dengan beberapa game seperti FC25, Romancing Saga 2, Astro Bot, dan Zenless Zone Zero. Ini tentunya harus disesuaikan dengan ekspektasi untuk perangkat yang mendukung layar resolusi tinggi dan fitur kontroler canggih dari DualSense. Portal mampu mengisi daya secara efisien dengan charger 20W dan kurang lebih membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk mencapai kapasitas penuh dari 9%. Mulai dari 30% mengurangi waktu pengisian daya hingga sekitar 1 jam 40 menit, sehingga praktis untuk sebagian besar skenario penggunaan normal.

Kesimpulan

PlayStation Portal berhasil menjembatani kebutuhan akan pengalaman bermain praktis dan dengan performa memadai, terutama dalam menghadirkan kualitas visual yang tajam, skema kontrol yang terasa familiar, dan fungsionalitas tangguh dalam desain compact. Kejernihan layar dan integrasi fitur DualSense memastikan pengalaman bermain game yang terasa otentik dan imersif. Keseluruhan desain all-in-one dari perangkat ini membuatnya ideal untuk bermain game kasual di mana saja, terutama bagi pengguna PS5 yang menghadapi kesulitan saat harus berbagi layar TV di rumah.

Hanya saja ketergantungannya pada jaringan yang stabil merupakan keterbatasan besar, dan kurangnya dukungan Bluetooth standar mungkin bisa cukup merepotkan beberapa pengguna. Terlepas dari kekurangan ini, PlayStation Portal masih unggul dalam menawarkan fleksibilitas bagi para pemain PS5 yang ingin bermain game dalam berbagai pengaturan, menjadikannya pendamping berharga bagi mereka yang menghargai pengalaman inti PlayStation yang juga sempat terlibat aktif dalam pasar konsol handheld.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.


Hi guys, kami akhirnya sudah punya akun Twitter dan YouTube resmi! Langsung saja follow:

 

 




Jangan lupa untuk cek channel TikTok kami!

@gamerwk_id

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://gamerwk.com/review-playstation-portal-pastikan-memang-perlu/

Review Warriors Orochi 4 Ultimate dan Spesifikasi PCnya

Warriors Orochi 4

Warriors Orochi 4. Source: Nintendo

Review Warriors Orochi 4 Ultimate dan Spesifikasi PCnya

Warriors Orochi 4 merupakan sebuah game crossover yang menggabungkan karakter dari dua franchise besar, yaitu game Dynasty Warriors dan Samurai Warriors. 

Di dalam game ini lebih dari 170 karakter yang bisa kamu mainkan, membuat game ini menawarkan pengalaman hack and slash yang memukau. 















Game ini pertama kali dirilis pada tahun 2018 dan meskipun sudah lama rilis, game ini tetap menarik untuk kamu mainkan. 

Selain itu, saat ini versi Ultimate dari game ini juga telah dirilis dengan menambahkan alur cerita, karakter, dan mode permainan baru serta beberapa update pada menu. 

Game Warriors Orochi 4 Ultimate masih berfokus seputar misi-misi yang membawamu ke dalam medan perang, di mana kamu menghajar ribuan musuh dengan beberapa aspek sihir yang ditambahkan.

Nah, buat review lengkapnya mengenai game ini, yuk simak ulasan berikut!

Baca juga:

Review Game Warriors Orochi 4 Ultimate

Review Game Warriors Orochi 4 Ultimate
Review Game Warriors Orochi 4 Ultimate. Source: Nintendo

Jika kamu mencari sebuah game simulasi perang penuh atmosfer atau pelajaran sejarah, maka game ini kurang cocok denganmu.

Sebab game ini merupakan game hack n’ slash yang menawarkan banyak pengulangan. Dimana musiknya tidak mencerminkan era yang dia coba angkat, malah lebih seperti sebuah dentuman mental di sepanjang medan perang yang secara visual terlihat agak ketinggalan zaman dan masih terkena isu frame rate.

Untuk menyelesaikan misi di dalam game ini, kamu akan membutuhkan sekitar 10 hingga 15 menit yang berisi interaksi dasar dan cerita yang kurang menarik, yang berkisar tentang memberikanmu petunjuk taktis dari perang yang sedang berlangsung dan beberapa percakapan kecil di antara 177 karakter, yang seluruhnya terasa kurang memiliki kepribadian. 

Selain itu, daftar karakternya berisi pria berotot, pria gemuk yang lucu, dan perempuan setengah bugil yang setengah malu-malu. Mendengarkan para karakter mengobrol juga tidak terlalu menarik.

Fakta jika game ini hanya mendukung audio berbahasa Jepang juga tidak membuatnya lebih baik. Jika kamu biasanya tidak keberatan dengan audio berbahasa Jepang, tetapi karena pembicaraan paling padat terjadi di tengah-tengah pertarungan, sulit untuk melacak apa saja yang telah dikatakan dan kamu harus membaca setiap balon dialog yang muncul di layar.

Dari segi pertarungannya sudah cukup memuaskan. Meski pasukan musuh terlihat, terdengar, dan bergerak dengan cara yang sama, pilihan taktik dan tantangan yang ada membuat game ini cukup menyenangkan. Namun, game ini terlalu mudah.

Jika kamu telah memainkan game versi awalnya, kamu bisa meningkatkan ke edisi Ultimate dengan harga yang lebih murah. 

Jika kamu benar-benar mendalami dunia Warriors Orochi 4, mungkin melakukan upgrade ini adalah hal yang baik, tetapi jika kamu tidak menikmati game utamanya, tak ada konten baru yang cukup menarik untuk mengubah itu.

Spesifikasi PC Warriors Orochi 4

XDefiant
Spesifikasi PC Warriors Orochi 4. Source: VCGamers

Berikut adalah spek PC yang harus kamu miliki untuk bisa memainkan game ini:

Minimum Requirements (480p)

  • Requires a 64-bit processor and operating system
  • OS: Win 7/8.1/10(64 bit required)
  • Processor: Core I5 2400 or over
  • Memory: 6 GB RAM
  • Graphics: NVIDIA GeForce GTX 660 or over
  • DirectX: Version 11
  • Network: Broadband Internet connection
  • Storage: 20 GB available space
  • Sound Card: DirectX 11 or over

Recommended Requirements (1080p)

  • Requires a 64-bit processor and operating system
  • OS: Win 7/8.1/10(64 bit required)
  • Processor: Core i7 3770 or over
  • Memory: 8 GB RAM
  • Graphics: NVIDIA GeForce GTX 960 or over
  • DirectX: Version 11
  • Network: Broadband Internet connection
  • Storage: 20 GB available space
  • Sound Card: DirectX 11 or over

Baca juga:

Demikianlah pembahasan kita kali ini. Jangan lupa untuk top up game favoritmu dengan cepat dan termurah hanya di VCGamers Marketplace!

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://www.vcgamers.com/news/review-warriors-orochi-4-ultimate-dan-spesifikasi-pcnya/

Review Life is Strange: Double Exposure – Antara Emosional dan Nanggung

Life is Strange udah jadi salah satu franchise game naratif yang ikonik banget. Game ini dikenal dengan ceritanya yang emosional, pilihan-pilihan pemain yang ngaruh ke alur, dan tema-tema relatable yang bikin kita mikir. Dari cerita Max Caulfield yang bisa memanipulasi waktu sampai konflik-konflik personal yang bikin baper, seri ini sukses ngasih pengalaman main yang terasa kayak nonton film interaktif.

Sekarang kami mendapatkan review seri terbarunya, Life is Strange: Double Exposure. Gameplay-nya masih pakai formula klasik—eksplorasi, dialog dengan pilihan, dan teka-teki—tapi kali ini dibumbui dengan mekanik baru dan visual yang lebih cakep. Sebagai entri terbaru, game ini mau tetap ngejaga feel khas Life is Strange, sambil kasih sesuatu yang fresh buat pemain lama dan baru. Tapi, apakah semua ini cukup buat memenuhi ekspektasi fans? Mari simak!

Cerita yang Nanggung

Life is Strange: Double Exposure menghadirkan Max Caulfield lagi, kali ini sebagai fotografer sukses yang jadi seniman tamu di sebuah universitas ternama di Vermont. Bertahun-tahun setelah peristiwa di game pertama, Max terjebak dalam misteri baru saat temannya, Safi, ditemukan meninggal dalam kondisi yang mencurigakan. Kejadian ini memicu trauma yang membangkitkan kembali kekuatan Max—tapi kali ini, ia bisa melompat di antara dua garis waktu: satu di mana Safi masih hidup, dan satu lagi di mana dia sudah meninggal.

Oke, mari mulai dari yang bagus: bagian emosional game ini bisa bikin baper kalau lagi on point. Ada beberapa adegan yang benar-benar nyentuh, terutama berkat pengisi suara yang top-notch, kayak Hannah Telle dan Brian Landis Folkins di Episode 3. Ditambah lagi, soundtrack-nya dari Tessa Rose Jackson benar-benar wajib masuk playlist.

Game ini juga membahas tema berat seperti trauma dan kesedihan, dan kadang berhasil menyampaikan pesan yang dalam. Puncak ceritanya ada di Episode 3, dengan adegan konfrontasi karakter yang bikin merinding. Tapi sayangnya, setelah itu alurnya mulai terasa aneh dan kurang kena.

Ceritanya seru, penuh misteri dan emosi tentang trauma, kesedihan, dan gimana cara move on. Tapi ya, ada beberapa bagian yang terasa nggak nyambung, baik dari alur cerita maupun sikap karakternya. Selain itu, game ini kayak bingung mau jadi apa—melanjutkan cerita Max atau bikin cerita baru. Hasilnya, keduanya terasa kurang maksimal.

Gameplay yang Kurang Impactful

Gameplay-nya intinya bikin kamu jadi detektif supranatural yang bolak-balik antara dua timeline buat memecahkan misteri kematian Safi. Kamu bisa bawa benda dari satu timeline ke yang lain buat menyelesaikan teka-teki—misalnya, ambil tangga dari timeline di mana Safi mati, terus pakai di timeline di mana dia hidup. Walaupun konsep ini nggak terlalu baru, tetap terasa menarik.

Formula klasik Life is Strange masih ada: jalan-jalan, periksa barang-barang, dan bikin pilihan lewat dialog. Tapi kali ini, pilihan-pilihannya nggak seberat game sebelumnya, jadi dampaknya nggak terlalu terasa. Pilihan dalam game ini juga kurang impactful. Kalau di game sebelumnya keputusanmu bisa menentukan hidup mati karakter, di sini hasilnya kebanyakan mirip-mirip, termasuk pilihan akhir yang seharusnya jadi momen besar.

Mekanik timeline-hopping sebenarnya seru dan kasih peluang buat teka-teki kreatif, tapi cerita punya banyak lubang dan beberapa keputusan karakter terasa nggak masuk akal. Ending-nya juga lebih terasa kayak cliffhanger daripada penutup yang memuaskan.

Visual Cakep, Audio Biasa Aja

Dari segi visual, Double Exposure adalah yang paling cakep di seri ini. Animasi karakter super detail—kamu bisa lihat ekspresi kecil kayak bibir yang digigit waktu mereka mikir atau mata yang sedikit menyipit saat ragu. Latar Vermont yang bersalju juga kelihatan keren banget.

Sayangnya, ada beberapa bug yang bikin kesel. Kadang karakternya tiba-tiba pose T di tengah adegan serius, suara dialog muncul tanpa ada karakter, atau benda interaktif tiba-tiba lenyap. Kalau lagi mulus sih, game ini benar-benar memanjakan mata. Tapi bug-bug kayak gini bikin imersi jadi berantakan. Teknisnya pun agak bermasalah, dari bug audio sampai animasi yang nge-glitch.

Kesimpulan

Setelah main Life is Strange: Double Exposure, rasanya kayak makan di restoran di mana beberapa menu enak banget, tapi ada juga yang bikin kamu bertanya-tanya, “Ini serius masakannya?” Buat pemain baru, game ini tetap asik. Ada banyak momen keren, cerita yang emosional, dan misteri yang cukup bikin penasaran. Beberapa adegannya bener-bener memorable, tapi ada juga bagian yang bikin frustrasi.

Bukan game jelek, tapi rasanya ini kesempatan yang terbuang buat bikin sesuatu yang benar-benar spesial. Kalau kamu penggemar Life is Strange, game ini tetap layak dicoba—tapi jangan berharap sesuatu yang sehebat game-game sebelumnya.

Life is Strange: Double Exposure sudah resmi dirilis dan bisa dimainkan untuk PlayStation 5, Xbox Series, Nintendo Switch, dan PC. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.


Hi guys, kami akhirnya sudah punya akun Twitter dan YouTube resmi! Langsung saja follow:

 

 




Jangan lupa untuk cek channel TikTok kami!

@gamerwk_id

The Review

Life is Strange: Double Exposure

PROS

  • Penampilan karakter yang kuat, terutama Hannah Telle sebagai Max
  • Animasi wajah dan motion capture yang keren banget
  • Mekanik timeline-hopping bikin teka-teki jadi lebih seru
  • Visual yang jauh lebih bagus dibanding game sebelumnya
  • Momen-momen emosional yang benar-benar ngena

CONS

  • Pilihan pemain hampir nggak ngaruh ke jalan cerita
  • Banyak masalah teknis (bug audio, glitch animasi)
  • Ending yang terlalu mendadak, lebih terasa kayak teaser untuk sekuel

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://gamerwk.com/review-life-is-strange-double-exposure-antara-emosional-dan-nanggung/

Review Diablo IV: Vessel of Hatred – Pengalaman Baru yang Membuatnya Tetap Fresh

Sejak peluncuran Diablo IV, Blizzard terus menghadirkan pembaruan yang bikin permainan makin seru. Dengan datangnya Season 6 dan DLC Vessel of Hatred, pengalaman bermain jadi jauh lebih menarik. Tiap musim punya tema unik, dan kali ini update-nya membawa class baru, wilayah baru, serta perombakan besar di sistem gameplay.

Di artikel ini, kita bakal bahas perbedaan pengalaman antara pemain yang beli Vessel of Hatred dan yang nggak, terutama soal gimana mekanisme baru di Season 6 mengubah cara main. Entah kamu pemain baru atau veteran yang balik lagi, sistem baru ini menawarkan kedalaman dan keseruan yang nggak pernah ada sebelumnya. Jadi, worth it nggak sih beli DLC-nya? Yuk, kita bahas!

Perbedaan Pemain dengan dan Tanpa DLC Vessel of Hatred

Seri Diablo selalu fokus ke gameplay musiman, dan dengan rilisnya Vessel of Hatred, Season 6 hadir dengan tema Realmwalkers. Salah satu tambahan menarik adalah item baru bernama Seething Opals. Item ini kasih bonus experience 15% dan tersedia dalam berbagai jenis yang bisa ngedrop equipment, gold, bahan, item untuk summon bos, sampai rune. Plus, ada buff 30 menit!

Tapi, lebih dari sekadar tema, Season 6 membawa perombakan sistem yang signifikan. Dibanding versi awal, game ini sekarang jauh lebih berkembang dengan pembaruan di level, tier kesulitan, dan sistem Paragon.

Konten Baru untuk Semua Pemain (Base Game):

  • Max Level baru: 60
  • Sistem Kesulitan Baru
  • Level Paragon Maksimal Baru: 300
  • Perubahan di Sistem Paragon
  • Rework Kualitas Item
  • 2 Slot Karakter Baru
  • Skills dan Passives Baru untuk Tiap Class
  • Fitur Party Finder Baru
  • Konten Musim Baru
  • Hadiah Musim Baru (Season Journey, Battle Pass, Reputation Board)

Konten Eksklusif Pemilik DLC Vessel of Hatred:

  • Wilayah Nahantu: Dungeon, Stronghold, Misi Sampingan, Event Legion Baru, dan Monster Khas Nahantu
  • Class Baru: Spiritborn
  • Kampanye Vessel of Hatred
  • Renown Wilayah Nahantu
  • Runewords
  • Dark Citadel
  • Mercenary
  • Kurast Undercity
  • Trading untuk Sumber Daya Khusus DLC

Perubahan Sistem Besar-Besaran

Update kali ini adalah salah satu yang terbesar di Diablo IV, bikin gameplay makin asyik. Sistem World Tier diganti jadi Difficulties dengan total 8 tingkat, sampai Torment IV. Mekanisme unlock sekarang lebih simpel, mirip sama sistem di Diablo III. Pemain cuma perlu menyelesaikan Pit di tingkat tertentu buat unlock level Torment berikutnya.

Tingkat drop item Legendary dan Ancient juga meningkat di level Torment yang lebih tinggi. Berikut syarat unlock-nya:

  • Level 60: Unlock Pit dan Tiers 1–20
  • Selesaikan Tier 20 di Pit: Unlock Torment Tier I
  • Selesaikan Tier 35: Unlock Torment II
  • Selesaikan Tier 50: Unlock Torment III
  • Selesaikan Tier 65: Unlock Torment IV

Setiap level Torment juga mengurangi kemampuan pertahanan karakter:

  • Torment I: -250 Armor, -25% Resist
  • Torment II: -500 Armor, -50% Resist
  • Torment III: -750 Armor, -75% Resist
  • Torment IV: -1000 Armor, -100% Resist

Selain itu, sistem level karakter juga berubah. Batas level awal yang tadinya 100 sekarang jadi 60, ditambah 300 level Paragon. Pemain dapat 10 poin skill tambahan dan 100 poin Paragon ekstra, jadi makin fleksibel buat eksperimen build.

Material masterworking juga disederhanakan dari 3 jenis jadi 1, yaitu Obducite, yang sekarang bisa didapat di Nightmare Dungeon dan wilayah Kurast Undercity di DLC.

Perubahan besar lainnya ada di mekanisme upgrade Glyphs, yang sekarang bisa dilakukan di Pit dengan batas level naik dari 21 jadi 100. Glyph langka yang mencapai level 45 bisa ditingkatkan jadi Legendary dengan bonus tambahan:

  • Ukuran Radius Glyph naik dari 4 jadi 5
  • Glyph dapat affix baru

Untuk mendorong permainan co-op, Blizzard juga menambahkan fitur Party Finder. Meski 85% pemain cenderung main solo, fitur ini bikin lebih gampang cari tim buat konten co-op, terutama buat farming bos endgame. Dengan fitur ini, pemain bisa berbagi item pemanggil bos dan farming jadi lebih efisien.

Sistem Eksklusif di Vessel of Hatred

Selain cerita, class, dan map baru, Vessel of Hatred memperkenalkan beberapa sistem baru: Runes, Dark Citadel, Mercenaries, dan Kurast Undercity. Dark Citadel adalah tantangan co-op yang mengharuskan pemain bekerja sama dalam tim untuk menyelesaikannya. Tapi jujur, saya merasa hadiahnya kurang menarik, dan kontennya juga nggak terlalu bikin semangat buat main.

Kurast Undercity punya mode survival dengan waktu terbatas. Di sini, pemain harus ngalahin monster untuk dapetin Attunement supaya hadiahnya lebih keren. Tapi waktu terus berjalan, jadi kamu harus bunuh Demons buat nambah waktu sambil bersiap ngelawan bos utamanya. Kamu juga bisa kumpulin offerings di Sanctuary dan Kurast Undercity untuk nge-lock hadiah, termasuk item unik atau material buat summon bos.

Sistem Runes bikin gameplay lebih strategis. Kamu bisa pakai rune untuk ningkatin kemampuan class lain. Tapi ada batasannya: setiap build cuma bisa punya dua efek rune yang nggak boleh sama. Contohnya, Spiritborn yang sering pakai barrier bisa manfaatin rune Earthen Bulwark milik Druid buat tambahan perlindungan. Aktivasi rune ini butuh sumber daya, jadi efeknya nggak bisa dipakai terus-menerus.

Sistem Mercenaries cocok banget buat pemain solo. Ada 4 tipe Mercenary dengan kemampuan unik, mulai dari dukungan sampai peningkatan serangan. Mereka bisa bertarung bareng kamu, bahkan dalam mode co-op. Kamu juga bisa tingkatin level hubungan dengan Mercenaries sampai level 10 buat dapetin hadiah di tiap level. Kalau hubungan udah maksimal, kamu bisa dapetin Pale Marks yang bisa ditukar dengan item langka.

Cerita di Vessel of Hatred

Ekspansi ini lanjut cerita Diablo IV, fokus ke Neyrelle yang berusaha nyegel Mephisto, Lord of Hatred, ke dalam Soulstone. Tapi masalahnya, kekuatan jahat dari Soulstone justru bikin Neyrelle tersiksa. Pemain harus bantu Neyrelle menghadapi rencana licik Mephisto sambil nyari cara buat nyegel dia secara permanen.

Cerita awalnya cukup menarik, apalagi pas kita mulai menjelajahi area baru, Nahantu. Tapi di bagian akhir, rasanya kayak buru-buru, bikin saya mikir, “Hah? Udah selesai gitu aja?” Tapi ya, seperti biasa, seri Diablo lebih fokus ke konten endgame dibandingkan cerita utamanya.

Keseimbangan Class Baru: Spiritborn

Spiritborn adalah class baru yang fokus pada serangan cepat jarak dekat dengan senjata seperti glaive atau quarterstaff. Class ini punya 4 Spirit Guardian yang masing-masing punya kekuatan unik:

  • Jaguar: Fokus meningkatkan serangan melalui serangan beruntun.
  • Gorilla: Memberikan kemampuan kontrol kerumunan dan daya tahan ekstra dengan barrier.
  • Eagle: Mengandalkan serangan listrik jarak menengah.
  • Centipede: Menghasilkan kerusakan racun yang terus-menerus.

Build Spiritborn ini cukup beragam. Misalnya, Quill Volley Eagle punya kerusakan besar tapi mobilitasnya rendah, sementara build seperti Touch of Death Centipede lebih gesit dan cocok buat gameplay cepat. Tapi, ada masalah nih: di awal Season 6, Spiritborn terasa terlalu OP (overpowered) dibanding class lain. Banyak pemain yang pakai Spiritborn bisa nge-push sampai Torment IV hanya dengan perlengkapan seadanya.

Teman saya yang main Rogue bahkan mengeluh karena walaupun dia punya gear lebih bagus, Rogue-nya tetap kesulitan buat stabil di Torment III. Untungnya, pembaruan tengah musim bikin class lain jadi lebih seimbang tanpa harus nurunin kekuatan Spiritborn. Bahkan, di Season 7 nanti, Blizzard udah janji mau bikin perubahan class lagi, jadi masih ada harapan buat class-class lain lebih kompetitif.

Proses Loot Grinding

Kalau baru login, pertama-tama cek dulu misi dari The Tree of Whispers di map. Kalau gear kamu udah cukup bagus, langsung aja cek area PvP buat nyari misi Seething Abomination. Misinya bisa selesai dalam 1 menit, dan hasilnya bisa kamu purifikasi untuk dapetin Whispers of the Dead.

Setelah itu, coba masuk ke Helltide buat nyelesain misi Whispers karena di sana kamu bisa dapetin banyak material dan emas, yang pastinya penting banget. Kalau mau grinding pengalaman, masuk aja ke The Pit di level 90-100. Selesaikan tiap pertarungan dalam waktu 2 menit untuk efisiensi maksimal, dan jangan lupa pakai elixir buat ningkatin XP.

Kalau lagi cari material seperti Obducite, Kurast Undercity adalah tempat terbaik. Tapi kamu butuh Tribute of Refinement untuk ngakses hadiah di sana. Sebagai alternatif, kamu juga bisa main di Nightmare Dungeons yang punya peluang drop material dari monster biasa maupun elite.

Kesimpulan

Kalau kamu suka Diablo IV, menurut saya DLC ini wajib banget dimiliki. Tanpa DLC ini, rasanya kayak main versi yang nggak lengkap. Sistem baru seperti Runes dan Mercenaries benar-benar bikin gameplay lebih menarik dan membuat saya makin terus betah untuk memainkannya.

Menurut saya, sekarang waktu yang pas banget buat pemain baru yang penasaran dengan gameplay action loot grinding Diablo IV untuk mulai main. Jauh lebih enak daripada ikut jadi “korban” hype pas awal rilis (sigh). Buat pemain veteran, kamu bisa pertimbangkan untuk balik lagi main pas Season 7 atau setelahnya buat ngerasain sensasi baru Diablo IV yang lebih lengkap dan seru.

Buat pemain yang balik main, kamu bisa pergi ke tavern di Kyovashad pakai karakter pilihanmu, lalu berinteraksi dengan Fated Reliquary di dalamnya untuk buka fitur tambahan. Kalau karakter Eternal kamu udah Level 50, kamu tetap bakal dapet Legendary items dan pilihan build yang disesuaikan dengan class pilihanmu. Nah, kalau kamu juga punya ekspansi Vessel of Hatred, boost ini bisa dipakai buat dua karakter di Eternal Realm.

Tapi, saya saranin beli pas diskon aja, karena konten eksklusifnya masih terasa agak terbatas. Pas banget sekarang lagi ada diskon Black Friday, kamu bisa dapetin DLC ini seharga 449 Ribu Rupiah (diskon 25%). Kalau belum punya game utamanya, ada bundel base game dan DLC yang lagi diskon 35%, jadi cuma 676 Ribu Rupiah. Detail lebih lengkap mengenai expansion barunya ini bisa kamu cek langsung lewat postingan resminya DI SINI.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.


Hi guys, kami akhirnya sudah punya akun Twitter dan YouTube resmi! Langsung saja follow:

 

 




Jangan lupa untuk cek channel TikTok kami!

@gamerwk_id

The Review

Diablo IV: Vessel of Hatred

PROS

  • Class baru super menarik dengan berbagai build unik.
  • Sistem Mercenaries menambah pengalaman baru.
  • Sistem Rune bikin gameplay lebih strategis.
  • Kurast Undercity memungkinkan kamu nge-custom hadiah.
  • Map baru punya banyak monster, cocok banget buat farming.

CONS

  • Class baru terlalu OP, bikin kelas lain terasa nggak imbang.
  • Cerita utama terasa terburu-buru dan kurang memuaskan.
  • Konten eksklusif DLC masih agak sedikit, lebih baik beli saat diskon.

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://gamerwk.com/review-diablo-iv-vessel-of-hatred-pengalaman-baru-yang-membuatnya-tetap-fresh/